Minggu, 07 September 2014
Hidup Terlalu Bersih Memicu Alergi
Hidup terlalu bersih bisa menjadi pemicu perkembangan alergi dan menurunnya imunitas tubuh (Foto: Kodomut - Flickr - CC BY 2.0).
Menjaga kebersihan rumah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan tubuh. Meski demikian, sebuah riset mengungkapkan bahwa rumah yang terlalu bersih justru memicu penyakit. Lingkungan yang terlalu higienis bisa meningkatkan risiko alergi seperti pilek, eksim, gatal-gatal dan asma.
Riset yang dipimpin Profesor Guy Delespesse dari Fakultas Kedokteran Universitas Montreal, menunjukkan kecenderungan bahwa lingkungan steril mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh bagi orang yang tinggal di dalamnya.
"Ada hubungan terbalik antara tingkat kebersihan dengan insiden alergi dan penyakit autoimun," ungkap Delespesse. "Semakin steril sebuah lingkungan, semakin tinggi risiko seorang anak akan mengembangkan alergi atau masalah kekebalan sepanjang hidup mereka."
Kehidupan yang terlalu higienis tidak saja mengurangi paparan terhadap bakteri berbahaya, namun juga membatasi paparan terhadap mikroorganisme yang menguntungkan. Akibatnya, bakteri flora dalam sistem pencernaan kita tidak akan kaya dan beraneka ragam. Tubuh pun menjadi lebih rawan alergi.
Merujuk statistik pada tahun 1980, 10% dari populasi di negara maju mengalami alergi. Angka itu kini meningkat menjadi 30%. Pada tahun 2010, satu di antara 10 anak menderita asma. Angka kematian akibat penyakit ini pun meningkat 28% pada rentang 1980-1994.
Penyebab alergi tak hanya faktor keturunan, stres, atau konsumsi makanan tak sehat, tetapi juga kurangnya bakteri baik di lingkungan sekitar kita. Bahkan minimnya bakteri baik ini dianggap sebagai faktor penyebab terbesar dari timbulnya alergi.
"Kawasan sanitasi stabil menjadikan tingkat alergi dan penyakit inflamasi konstan," ujar profesor yang juga menjabat sebagai Direktur Laboratorium untuk Penelitian Alergi di Universitas Montreal tersebut. Ia menyebut, alergi dan penyakit autoimun seperti diabetes tipe 1 dan multiple sclerosis adalah hasil dari penurunan sistem kekebalan tubuh yang kemudian berbalik menjadi penyakit.
Solusinya, menurut Prof. Delespesse adalah mengkonsumsi probiotik, seperti yogurt yang mengandung campuran organisme menguntungkan. Konsumsi probiotik selama kehamilan sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko alergi pada anak di kemudian hari. "Probiotik salah satu unsur yang memperbaiki menu makanan dan kesehatan kita." kata Prof. Delespesse.
Fakta via Telegraph